Gerakan separatis ganggu Papua
PANGLIMA TNI KE HANKAMRATA
TIMIKA - Situasi kamtibmas di beberapa wilayah di Papua seperti di Jayapura cukup terganggu akhir-akhir ini menyusul insiden penembakan oleh orang tak dikenal, namun secara khusus di Mimika situasinya cukup kondusif.
Namun, Komando Distrik Militer (Kodim) 1710 Mimika, Papua menangkal isu adanya gerakan dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di beberapa lokasi strategis di wilayah itu dalam bulan Desember ini.
Dandim 1710 Mimika, Letkol Inf Bonni Christian Pardede di Timika, Minggu (5/12), mengatakan, sejauh ini situasi kamtibmas di Mimika aman-aman saja. "Sampai sekarang aman-aman saja, meski TNI dan Polri terus mengantisipasi berbagai kejadian yang akan timbul," kata Bonni.
Bonni juga menegaskan, aparat TNI dan Polri di wilayah itu tidak menggelar pengamanan khusus menjelang 1 Desember dan 14 Desember yang memiliki makna khusus bagi sebagian kecil orang di Papua.
"Masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan. Aparat juga tidak melakukan pengamanan khusus pada 1 Desember dan 14 Desember. Semuanya biasa-biasa saja seperti hari-hari lainnya," jelas Bonni.
Menjelang 1 Desember lalu, aparat TNI dan Polri di Mimika menggelar razia senjata tajam di beberapa lokasi di Timika dan sekitarnya.
Dalam razia tersebut, aparat sempat mengamankan 12 orang yang tertangkap tangan membawa busur dan anak panah, tulang kasuari, parang dan pisau.
Tidak itu saja, Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Mimika juga mengamankan beberapa sepeda motor yang tidak memiliki kaca spion dan pengemudinya tidak mengenakan helm standar, tidak memiliki STNK dan SIM.
Kabag Ops Polres Mimika, Kompol Mada Indra Laksanta mengatakan, warga yang membawa senjata tajam akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku agar memberi efek jera kepada pelaku.
Hal serupa juga diberlakukan kepada pengendara sepeda motor yang melanggar UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengungkapkan, dukungan pemerintah daerah terhadap latihan militer yang dilakukan TNI dinilai sangat penting. Hal ini dikatakan Panglima TNI dalam pertemuan dengan kepala daerah di Pendopo Kabupaten Kutai Timur. "Ini memperlihatkan pentingnya sistem pertahanan semesta," ungkap Panglima.
Agus Suhartono sendiri dijadwalkan akan menyaksikan langsung latihan militer yang digelar di Sangatta, Kaltim. Latihan ini melibatkan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang melakukan perang darat, laut dan udara dalam Geladi Lapangan PPRC TNI Siaga Kilat XXVII Tahun 2010.
Latihan ini melibatkan satu batalion lintas udara dan amphibi. Skenario latihan serangan ini adalah merebut tiga titik vital di kawasan Kalimantan Timur, yakni Bukit Pelangi, Kawasan Sangatta Timur, dan Bandara Tanjung Bara.
PPRC memulai serangan dengan infiltrasi penerjunan malam hari. 32 penerjun Kelompok Depan Daerah Operasi Linud (KDOL) melakukan pembersihan daerah penerjunan dan pendaratan serangan amphibi. Enam pesawat Hercules dikerahkan untuk menurunkan penerjun dalam serangan udara. Pesawat jenis Hawk akan melakukan pembersihan kawasan penerjunan.
Namun, Komando Distrik Militer (Kodim) 1710 Mimika, Papua menangkal isu adanya gerakan dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di beberapa lokasi strategis di wilayah itu dalam bulan Desember ini.
Dandim 1710 Mimika, Letkol Inf Bonni Christian Pardede di Timika, Minggu (5/12), mengatakan, sejauh ini situasi kamtibmas di Mimika aman-aman saja. "Sampai sekarang aman-aman saja, meski TNI dan Polri terus mengantisipasi berbagai kejadian yang akan timbul," kata Bonni.
Bonni juga menegaskan, aparat TNI dan Polri di wilayah itu tidak menggelar pengamanan khusus menjelang 1 Desember dan 14 Desember yang memiliki makna khusus bagi sebagian kecil orang di Papua.
"Masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan. Aparat juga tidak melakukan pengamanan khusus pada 1 Desember dan 14 Desember. Semuanya biasa-biasa saja seperti hari-hari lainnya," jelas Bonni.
Menjelang 1 Desember lalu, aparat TNI dan Polri di Mimika menggelar razia senjata tajam di beberapa lokasi di Timika dan sekitarnya.
Dalam razia tersebut, aparat sempat mengamankan 12 orang yang tertangkap tangan membawa busur dan anak panah, tulang kasuari, parang dan pisau.
Tidak itu saja, Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Mimika juga mengamankan beberapa sepeda motor yang tidak memiliki kaca spion dan pengemudinya tidak mengenakan helm standar, tidak memiliki STNK dan SIM.
Kabag Ops Polres Mimika, Kompol Mada Indra Laksanta mengatakan, warga yang membawa senjata tajam akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku agar memberi efek jera kepada pelaku.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengungkapkan, dukungan pemerintah daerah terhadap latihan militer yang dilakukan TNI dinilai sangat penting. Hal ini dikatakan Panglima TNI dalam pertemuan dengan kepala daerah di Pendopo Kabupaten Kutai Timur. "Ini memperlihatkan pentingnya sistem pertahanan semesta," ungkap Panglima.
Agus Suhartono sendiri dijadwalkan akan menyaksikan langsung latihan militer yang digelar di Sangatta, Kaltim. Latihan ini melibatkan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang melakukan perang darat, laut dan udara dalam Geladi Lapangan PPRC TNI Siaga Kilat XXVII Tahun 2010.
Latihan ini melibatkan satu batalion lintas udara dan amphibi. Skenario latihan serangan ini adalah merebut tiga titik vital di kawasan Kalimantan Timur, yakni Bukit Pelangi, Kawasan Sangatta Timur, dan Bandara Tanjung Bara.
PPRC memulai serangan dengan infiltrasi penerjunan malam hari. 32 penerjun Kelompok Depan Daerah Operasi Linud (KDOL) melakukan pembersihan daerah penerjunan dan pendaratan serangan amphibi. Enam pesawat Hercules dikerahkan untuk menurunkan penerjun dalam serangan udara. Pesawat jenis Hawk akan melakukan pembersihan kawasan penerjunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar