Sabtu, 20 Agustus 2011

Sejumlah anggota TNI sempat melakukan pengejaran bahkan adu tembak.

Sabtu, 20 Agustus 2011, 23:00 WIB
Arfi Bambani Amri
Polisi berjaga setelah karyawan Freeport ditembak (AP Photo)
BERITA TERKAIT
  • Ical: Papua Butuh Pendekatan Kesejahteraan
  • Kontras: Tindak OPM Tapi Lindungi Rakyat
  • Kontras: Ada Perlawanan Simbolik di Papua
  • Kapolri: Peristiwa di Papua Akan Diusut
  • Rentetan Penembakan di Papua Saat HUT RI
VIVAnews - Aksi brutal dari kelompok bersenjata tak dikenal terus berlangsung di Puncak Jaya, Papua. Hari ini, Sabtu 20 Agustus 2011 sekitar 15.15 WIT, di Jalan Yamo Distrik Mulia, Ibukota Puncak Jaya, di dekat Pos TNI Batalyon Infantri 753 AVT/Nabire, seorang tukang ojek tewas ditembak.
Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono membenarkan adanya peristiwa penembakan itu. ”Seorang tukang ojek ditembak mati. Pelaku orang tak dikenal dan diduga keras kelompok Tentara Pembebasan Nasional/ Organisasi Papua Merdeka,” ujarnya.
Sejumlah anggota TNI sempat melakukan pengejaran bahkan adu tembak dengan kelompok bersenjata itu. Namun kelompok OPM berhasil melarikan diri. ”Kelompok OPM berhasil lolos dari kejaran TNI,” katanya.
Kronologi kejadian bermula ketika korban yang bernama Buasan (40), warga Kampung Wuyukwi Mulia, mengantar penumpangnya dari Bandara Mulia menuju Jalan Yamo. Di pertengahan jalan, Buasan yang berasal dari Jawa ini ditembak oleh kelompok OPM. ”Korban tiba-tiba dihadang dan ditembak di siku kiri tembus ke dada serta telapak tangan kanan. Ia tewas di tempat,” kata Wachyono.

Karena lokasi kejadian sangat dekat dengan Pos TNI Yonif 753, sempat dilakukan pengejaran. ”Anggota TNI yang menyaksikan peristiwa itu, segera melakukan pengejaran, dan sempat saling tembak tetapi hasilnya nihil,” ujarnya.
Korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Mulia. Sementara Polisi langsung melakukan reposisi tempat kejadian peristiwa  penembakan, untuk menelusuri tempat pelarian para pelaku. ”Anggota OPM itu diperkirakan bersembunyi di pemukiman penduduk, ini yang menyulitkan pencarian,” ujar Wachyono.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal OPM Wilayah Pegunungan, Anton Tabuni mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab, atas serangkaian aksi penembakan terhadap aparat keamanan di Puncak Jaya. Mereka melakukan itu, karena OPM tidak mengakui Papua sebagai bagian dari NKRI. Anton Tabuni juga mengancam akan terus bergerilya melawan aparat keamanan dan Pemerintah RI. (Laporan: Banjir Ambarita | Jayapura, umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar